Tentu saja bukan bermaksud mendikte Allah SWT, atas apa-apa yang kelak terjadi pada hambanya.. tetapi kita sebagaimana perintahnya… maka judul diatas adalah do’a yang tulus dari seorang hambanya..
Jangankan mendikte, membayangkannya saja… aku tidak berani, karena khawatir akan menghabiskan energiku pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Lebih baik aku gunakan untuk hal-hal positif sehingga menambah berat timbangan amalku kelak…
Dengan aktifitas dakwahmu sekarang dan pencapaian yang kamu lakukan sekarang ini, Tentu saja saat ini kamu banyak pilihan, dan aku sama sekali tidak masuk hitungan. Aku bukan lelaki yang ketika kamu liat membuat dirimu serasa menatap malaikat, dan mengingatkanmu pada akhirat. Aku juga bukan orang yang jika kau ajak bicara membuatmu merasa ada dan berharga.
Yang bisa aku lakukan adalah selalu memperbaiki diri.
Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Dengan prinsip ini maka aku akan senantiasa berusaha menjadi lebih baik.. sehingga suatu saat aku layak untuk perempuan yang baik dan sekualitas dirimu. Aku tahu ini bukan hal yang mudah.. sangat berpotensi untuk tidak ikhlas.. oleh karenanya, aku ikhlas jika kelak memang aku belum bisa sebaik yang kamu harapkan, maka biarkan Allah menuntunmu untuk mendapatkan yang jauh lebih baik dariku, karena pada dasarnya semua ini kulakukan untukNya.. agar dia mengikhlaskan dirimu untukku dan Allah meridhoinya…
Karena aku takut membuatmu kecewa…
Aku sadar setiap kali berinteraksi denganmu, justru membuatku serasa kerdil dan bodoh… itulah yang membuat aku senantiasa berusaha untuk melakukan yang terbaik.. terutama untuk dakwah ini. Aku malu karena kamu sudah banyak berkontribusi sedangkan aku belum. Justru dirimulah yang membuat aku merasa ingat syurga dan neraka.. ingat amal dan dosa.. ingat akan produktifitas, dan mungkin tanpa kausadari kau menjadi inspirasi untukku dalam segala hal..
Aku tahu dirimu dan orang-orang sepertimu “special..” oleh karenanya aku akan berusaha agar menjadi “special” dihadapanNya.. sehingga Dia ridho atasmu untukku…
Jangankan mendikte, membayangkannya saja… aku tidak berani, karena khawatir akan menghabiskan energiku pada hal-hal yang tidak bermanfaat. Lebih baik aku gunakan untuk hal-hal positif sehingga menambah berat timbangan amalku kelak…
Dengan aktifitas dakwahmu sekarang dan pencapaian yang kamu lakukan sekarang ini, Tentu saja saat ini kamu banyak pilihan, dan aku sama sekali tidak masuk hitungan. Aku bukan lelaki yang ketika kamu liat membuat dirimu serasa menatap malaikat, dan mengingatkanmu pada akhirat. Aku juga bukan orang yang jika kau ajak bicara membuatmu merasa ada dan berharga.
Yang bisa aku lakukan adalah selalu memperbaiki diri.
Bukankah laki-laki yang baik untuk perempuan yang baik. Dengan prinsip ini maka aku akan senantiasa berusaha menjadi lebih baik.. sehingga suatu saat aku layak untuk perempuan yang baik dan sekualitas dirimu. Aku tahu ini bukan hal yang mudah.. sangat berpotensi untuk tidak ikhlas.. oleh karenanya, aku ikhlas jika kelak memang aku belum bisa sebaik yang kamu harapkan, maka biarkan Allah menuntunmu untuk mendapatkan yang jauh lebih baik dariku, karena pada dasarnya semua ini kulakukan untukNya.. agar dia mengikhlaskan dirimu untukku dan Allah meridhoinya…
Karena aku takut membuatmu kecewa…
Aku sadar setiap kali berinteraksi denganmu, justru membuatku serasa kerdil dan bodoh… itulah yang membuat aku senantiasa berusaha untuk melakukan yang terbaik.. terutama untuk dakwah ini. Aku malu karena kamu sudah banyak berkontribusi sedangkan aku belum. Justru dirimulah yang membuat aku merasa ingat syurga dan neraka.. ingat amal dan dosa.. ingat akan produktifitas, dan mungkin tanpa kausadari kau menjadi inspirasi untukku dalam segala hal..
Aku tahu dirimu dan orang-orang sepertimu “special..” oleh karenanya aku akan berusaha agar menjadi “special” dihadapanNya.. sehingga Dia ridho atasmu untukku…
