Tuesday, August 25, 2009

Jangan paksa aku ungkapkan rasa cinta ini kepadamu…

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ini adalah cerita yang sudah sangat melegenda:


Tentang Julius Caesar, kaisar Romawi yang rela kehilangan kehormatan, kesetiaan dan bahkan negaranya demi si Ratu Penggoda: Cleopatra.

Semua dia lakukan (kata ahli sejarah)...atas nama cinta


Ini kisah tentang pemuda bernama Romeo, demi seorang wanita, rela kehilangan keluarga, dan tentu saja nyawa... tetap saja: atas nama cinta


Satu lagi.., seorang janda bernama Khadijah, yang rela mengorbankan segalanya demi membela pemuda bernama Muhammad, yang dia yakini membawa risalah Tuhannya.

Ini juga: atas nama cinta –


kata Jalaluddin Rumi- "Cinta akan membuat yang pahit menjadi manis, dengan cinta tembaga menjadi emas, dengan cinta yang keruh menjadi jernih, dan dengan cinta... sakit menjadi obat, dengan cinta yang mati akan menjadi hidup dan cintalah yang menjadikan seorang raja menjadi hamba sahaya, dari pengetahuanlah cinta seperti tumbuh..."


'Afwan, aku bukan pujangga yang hendak membahas tentang cinta. Aku juga tidak sedang mencampuri urusan orang lain (Aku hanya ingin memposisikan diri sebagai seorang saudara.. yang wajib hukumnya untuk mengingatkan saudaranya dan saya pribadi yang mungkin...salah langkah).


Bila aku salah, atau... artikel ini tak berkenan, mohon maaf.


Itu saatnya aku untuk dikritisi... karena orang besar adalah orang yang menjadikan kritikan sebagai bahan pelajaran.


Saat ini, aku khawatir cinta datang bukan pada saat yang tepat. Karena masing masing kita belum siap dengan cinta.


Tolong, mari pahami arti cinta seperti pemahaman Umar Al Faruq:

seperti induk kuda yang melangkah hati-hati karena takut menginjak anaknya (afwan, bener ini ya riwayatnya?) . Bukan mengajak kami ke bibir neraka.


Dengan SMS-SMS pengingat, ungkapan-ungkapan simpati dan kekaguman, tasiyahmu yang mendayu, suara merdumu di telepon, dan hadiah-hadiah ungkapan cinta. Yang seharusnya tidak aku terima.


Tolong, aku hanya ingin menjaga diri. Menjaga amalku tetap tertuju pada-NYa. Karena janji Allah itu pasti.


Wanita baik hanya diperuntukkan laki-laki baik.

Jangan ajak mataku berzina dengan memandangmu.

Jangan ajak telingaku kami berzina dengan mendengar suaramu.

Jangan ajak tanganku berzina dengan menerima hadiah kasih sayangmu.

Jangan ajak kakiku berzina dengan perhatianmu.

Jangan ajak hatiku berzina dengan berkhalwat denganmu.


Ada beda...persahabatan sebagai saudara, dengan hati yang sudah terjangkiti virus.....


Beda itu bernama "rasa" dan "pemaknaan". aku bukannya tidak berperasaan atau tida bisa memaknai cinta. Aku hanya ingin rasa dan makna itu hadir pada saat yang tepat.

Bukan, bukan seperti itu yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Kamu pastinya paham bahwa Aku memang bukan Mush'ab, Kamu juga tahu Aku juga tak sekualitas Yusuf, Aku juga bukan Arjuna dan tak perlu berlagak seperti Casanova.

Oleh karenanya tidak ada yang perlu kau kagumi dari diriku.


Karena Islam sudah punya jalan keluar yang indah:

segera menikah atau jauhi wanita dengan puasa , terlebih karena kurangny kesiapanku aku lebih memilih untuk menunggu. Jangan paksa aku menyatakan cinta, Karena Ali bin Abi Thalib saja butuh waktu bertahun-tahun baru berani mengatakan cinta kepada Fathimah, itupun setelah beliau menikah.


Bukan karena dia pengecut, tentu saja justru karena dia adalah

laki-laki

kualitas

surga... dan aku ingin mencontohnya dalam cinta.


Tolonglah, Aku tidak ingin menyakiti hati calon suami kamu yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk menjaga hijab, agar datang kepadamu dalam kondisi suci hati, tetapi kamu malah menjajakan cinta kepada laki-laki yang belum tentu menjadi suamimu.


Maaf karena aku tidak berani menjamin bahwa Aku adalah calon suamimu sebenarnya?


Bukankah akan lebih indah bila kita bertemu dengan jalan yang diberkahi-NYA? Bukankah lebih membahagiakan bila kita dipertemukan dalam kondisi diridhai-NYA?


Bukan cuma saat menikah, tetapi saat pertemuan yang juga bebas dari maksiat.


Allah Maha Pencemburu, dan DIA Maha Memiliki kita,


so...aku memilih, hanya akan ’meminta’ dan menyatakan cintaku kepada-Nya sebelum meminta dan menyatakan cintaku padamu.


Wassalamu'alaikum Warahmatullah

Comments :

4 comments to “Jangan paksa aku ungkapkan rasa cinta ini kepadamu…”

seperti itu ya?

~eshu said...
on 

waddu., sebegitunya kah?? mnrt saya hal itu ga tjd kalau bisa saling menjaga.. kedua belah pihak berpotensi saling menyuburkan lho..

btw :: suara merdu di telepon?? nt telpon2an? * geleng-geleng

Rani Zaoldyeck said...
on 

waw.. udah pada komen duluan (haha) ..

oww begitu ya... btw "...aku memilih, hanya akan ’meminta’ dan menyatakan cintaku kepada-Nya sebelum meminta dan menyatakan cintaku padamu.".. nice quote
i like it...

hujansore said...
on 

salam alaik. mohon izin utk copy dan edit sedikit... syukran jzkk

ismi asiah said...
on 

Post a Comment